Jumlah korban tewas akibat badai tropis Trami yang menerjang Filipina minggu ini bertambah jadi 81 orang, dengan dekat 20 orang yang lain masih belum ditemui, akibat banjir besar serta tanah longsor, demikian di informasikan otoritas setempat pada Jumat( 25/ 10).
Pihak kepolisian berkata para korban tewas tercantum 47 orang di Provinsi Batangas, Manila selatan, serta 28 orang di wilayah Bicol, Manila tenggara.
Tindakan Pemerintah
Pemerintah Filipina telah mengumumkan keadaan darurat di daerah-daerah yang paling parah terkena dampak. Presiden Filipina juga mengeluarkan pernyataan belasungkawa untuk para korban dan berjanji akan memberikan bantuan segera kepada mereka yang terdampak.
“Bantuan akan segera disalurkan untuk memastikan kebutuhan dasar masyarakat terpenuhi, termasuk makanan, air bersih, dan tempat berlindung,” kata Presiden dalam konferensi pers.
Respon Masyarakat
Di tengah tragedi ini, solidaritas masyarakat terlihat dengan banyaknya warga yang membantu satu sama lain. Organisasi non-pemerintah dan sukarelawan juga bergerak cepat untuk menyediakan bantuan darurat. Masyarakat bersatu untuk mengumpulkan makanan, pakaian, dan kebutuhan dasar lainnya untuk para korban.
“Ini saatnya bagi kita untuk saling membantu. Kami tidak bisa membiarkan mereka yang kehilangan segalanya berjuang sendirian,” ujar salah satu relawan.
Tantangan ke Depan
Badai tropis Trami bukan hanya menimbulkan dampak langsung tetapi juga menghadirkan tantangan jangka panjang bagi masyarakat Filipina. Pemulihan pasca-badai akan memerlukan waktu dan sumber daya yang besar. Infrastruktur yang rusak dan akses yang terbatas menjadi hambatan dalam proses pemulihan.
Pemerintah diharapkan dapat merencanakan langkah-langkah mitigasi untuk menghadapi bencana serupa di masa depan, termasuk perbaikan sistem peringatan dini dan penguatan infrastruktur.
4 permasalahan kematian terpaut badai Trami pula dilaporkan di beberapa wilayah di Filipina tengah serta selatan.
Penjaga Tepi laut Filipina pada Jumat sore waktu setempat memberi tahu kalau para personelnya sukses menyelamatkan seseorang anak berumur 9 tahun serta balita berumur satu bulan.
Trami, topan ke- 11 yang menghantam Filipina tahun ini, menerjang Pulau Luzon, pulau utama di negeri itu, meninggalkan jejak kehancuran dengan bencana banjir serta tanah longsor di wilayah Bicol serta Calabarzon.
Dewan Manajemen serta Pengurangan Resiko Bencana Nasional( National Disaster Risk Reduction and Management Council/ NDRRMC) Filipina berkata lebih dari 2, 6 juta orang di sedikitnya 15 wilayah di segala negeri Asia Tenggara tersebut terdampak oleh badai Trami.